Iri adalah suatu penyakit hati yang selanjutnya,
dimana hati seseorang tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang
didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya
Contoh kasus mengenai iri hati terjadi kepada putra nabi Adam dan Siti
Hawa yaitu Qabil dan Habil.
Ketika nabi
Adam akan menikahkan anak-anaknya Qabil dikawinkan dengan anak Habil yang
bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan adik Qabil yang bernama iqlima. Namun Qabil
menolaknya mentah-mentah. Ia tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah
jelek, tidak secantik adiknya sendiri yaitu iqlima.
Ternyata Qabil
telah termakan rayu dan dan bujukan iblis, dia lebih mengikuti hawa nafsu dari
pada akalnya. Dia tidak mau menerima syariat yang ditetapkan ayahnya Nabi Adam.
Sebagai ayah yang dil dan bijaksana, Nabi Adam terus menasehati Qabil agar mau
menrima keputusan yang berasal dari Allah, tetapi Qabil menolak. Akhirnya Adam
memrintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarlah Allah
sendiri yang akan menentukan masalah itu.
Maka dengan
disaksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan
qurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya. Ia sengaja
memilih hasil gandum hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang Habil mengambil
persembahan seekor kambing terbaik dan yang paling ia sayangi.
Mereka
menyaksikan dari kejauhan dengan hati berdebar. Tak lama kemudian Nampak api
besar menyambar kambing persembahan habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil
tetap utuh, berarti qurbannya tidak diterima.
Melihat
kenyataan yang demikian, Qabil merasa sangat kecewa. Dengan terpaksa dia
menerima kenyataan itu. Padahal hatinya tidak mau menerimanya. Maka
berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.
Hari-haripun berlalu. Iblis dating merasuku pikiran Qabil. Ia membisikan
sesuatu. Bahwa jika Qabil tidak membunuh Habil pasti ia akan dapat mengawini Iqlima
yang cantik jelita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh iblis tanpa jemu dan
bosan. Pada dasarnya nafsu Qabil ingin memiliki Iqlima, maka ia pun menuruti
bisikan iblis tersebut.
Pada suatu
hari, ketika habil sedang mengembalakan ternaknya ditempat yang sepi. Jauh dari
pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu
memukul kepalanya dengan keras sekali. Maka matilah Habil.
Setelah
Habil mati, Qabil merasa kebingungan. Diguncang-guncangkan tubuh saudaranya
itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa kesana kemari. Ia benar-benar
kacau, tak tahu harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Air matanya berlinang,
ada rasa penyesalan dihatinya.
Ketika Qabil
kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung gagak. Ada dua ekor burung
gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil. Burung gagak itu bertarung.
Salah seekor tewas dalam pertarungan itu. Lalu burung gagak yang masih hidup
menggali tanah. Burung gagak yang mati ditarik kedalam tanah dan ditimbuninya.
Melihat
kejadian itu, Qabil akhirnya meniru perbuatan burung gagak tersebut. Ia
menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah selesai
menguburkan mayat saudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus dikatakan
kepada ayahnya, yakni Nabi Adam.
Qabil tidak
berani pulang. Hatinya penuh dengan rasa takut dan bersalah. Lebih-lebih
pada waktu ia melihat ayahnya dari atas bukit dating menghampiri. Qabil makin
panic. Ia melariklan diri, masuk kedalam hutan, mendaki gunng dan menuruni jurang.
Nabi Adam
dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau itu hanyalah manusia
biasa yang mempunya hati dan perasaan. Beliau pasrah kepada Allah dan
menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya. Ia memohon untuk diri dan
keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman. Serta bertaubat,
beristighfar memohon ampunan dari Allah SWT.
Inilah
pembunuhan pertama atas umat manusia di bumi. Iblis tertawa kegirangan, sebab
ia sudah mempunya teman. Segala macam cara iblis lakukan agar umat manusia
terjerumus kedalam kesesatan,itu pula yg terjadi pada Qabil karena dia merasa
iri terhadap saudaranya Habil dia tega membunuh saudaranya sendiri sungguh
suatu perbuatan yang tidak terpuji, dia lebih mendengarkan bisikan iblis dari
pada kata hatinya sendiri.
Setelah
kita menyimak cerita tersebut kita harus pandai-pandai. menyiasati diri
dan menjaga hati kita dari segala godaan setan agar hati kita ini selalu
senantiasa berdzikir kepada-Nya! Adapun sifat iri hati ini muncul karena
beberapa factor diantaranya :
a. Adanya rasa sombong didalam diri seseorang
b. Kurang percaya diri
c. Kurang
mensyukurui nikmat Allah
d. Tidak
merasa cukup terhadap sesuatu yang telah dimilikinya.
e. Tidak
percaya kepada qadha dan qadar
Agar kita
terhindar dari sifat iri hati maka kita perlu memperhatikan beberapa hal,
diantaranya :
a. Menumbuhkan kesadaran didalam diri bahwa
kenikmatan itu pemberian Allah SWT, sehingga wajar apabila suatu saat Allah
memberi nikmat kepada seseorang dan tidak memberikannya kepada diri kita
b. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT dan
merasa cukup terhadap segala sesuatu yang telah diterimanya
c.
Menjalin persaudaraan dengan orang lain, sehingga terhindar dari perasaan benci
dan tidak senang apabila orang lain mendapatkan keberuntungan (kesenangan)
d. Membiasakan diri ikut merasa senang apabila
orang lain mendapat keuntungan (kesenangan).
Oleh karena itu sejak kita kecil kita selalu
diberikan nasihat agar kita harus bisa berlapang dada dalam menerima segala
keputusan, sekalipun keputusan itu tidak sesuai dengan keinginan hati kita,
karena jika kita tidak dibiasakan untuk berlapang dada maka kecemburuan dan iri
hati akan terus bernaung dalam hati dan pikiran kita yang akhirnya hanya akan
menyebabkan kita menjadi sahabat setan.
Masya Allah sebelum semuanya terlambat
bersegeralah kita bertaubat kepada alah agar Allah mengampuni segala dosa-dosa
dan kesalahan kita